Konsumenlistrik.com | Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa berjanji tidak ada lagi pemadaman listrik setelah 5 Maret.
Seperti dilaporkan Reuters, Kamis (3/3/2022), jaminan itu menyusul pemadaman berhari-hari yang disebabkan oleh kurangnya dana untuk membeli bahan bakar yang cukup untuk menyalakan pembangkit listrik.
Baca Juga:
Ketua DPD Martabat Prabowo-Gibran Sumatera Utara Tenno Purba Ucapkan Selamat Atas Pelantikan Presiden Dan Wapres RI
Pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu tidak menjelaskan bagaimana negara kepulauan Asia Selatan itu akan mengamankan pasokan bahan bakar untuk menjaga listrik tetap menyala mulai Sabtu.
Kekurangan juga menyebabkan antrean panjang di pompa bensin selama sebulan terakhir.
"Tidak akan ada pemadaman listrik mulai 5 Maret. Distribusi BBM ke seluruh SPBU di seluruh tanah air akan normal mulai besok," kata pernyataan kantor Presiden Gotabaya Rajapaksa.
Baca Juga:
Ketua DPD Martabat Prabowo-Gibran Sumut Tenno Purba Ucapkan Selamat Atas Pelantikan Presiden dan Wapres RI
Sri Lanka saat ini membutuhkan sekitar US$ 500 juta (Rp 7,1 triliun) per bulan untuk sumber solar dan bensin, tetapi terpaksa melakukan pemadaman listrik minggu lalu karena bergegas untuk mengamankan US$ 31 juta (Rp 445 miliar) untuk pengiriman bahan bakar 3.700 juta ton.
Seorang juru bicara kementerian listrik federal tidak segera menanggapi email dan panggilan tentang bagaimana pemerintah berencana untuk memastikan pasokan untuk pembangkit listrik bahan bakar.
Akibat krisis ekonomi, Bank sentral Sri Lanka telah berhenti mengeluarkan dana untuk membayar pengiriman bahan bakar, kata dua sumber senior kementerian energi.
Hampir sepertiga listrik Sri Lanka dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar minyak dan jumlah yang sama berasal dari batu bara dan tenaga air, menurut Dewan Listrik Ceylon (CEB) yang dikelola negara.
Namal Hewage, manajer umum Lanka Coal Co Pvt Ltd yang dikelola negara, mengatakan negara itu memiliki batu bara yang cukup untuk memastikan pasokan listrik yang berkelanjutan dari pembangkit listrik tenaga batu bara yang dikelola Dewan Listrik Ceylon.
"Lanka Coal telah mengeluarkan tender spot untuk 1,8 juta ton pada bulan September, setelah itu menerima 30 pengiriman dari Afrika Selatan dan delapan pengiriman dari Rusia," kata Hewage.
Negara ini telah membeli 480.000 ton lagi batubara asal Afrika Selatan yang diperkirakan akan tiba di pelabuhan negara itu dalam beberapa hari mendatang.
“Ini bisa cukup untuk bertahan hingga September. Bank sentral telah membantu kami dengan letter of credit untuk membayar pasokan batu bara,” kata Hewage. [tum]