Konsumenlistrik.com | Beberapa hari menjelang balapan Formula One (F1) di kota Saudi, sebuah kebakaran hebat terjadi di depot minyak Jeddah.
Pemberontak Houthi Yaman mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap kebakaran tersebut.
Baca Juga:
Balas Kematian Komandannya, Hizbullah Kirim 250 Roket ke Israel
Melansir The Guardian, dalam beberapa hari terakhir Houthi melancarkan serangan drone dan rudal ke depot minyak tersebut. Serangan terjadi saat Arab Saudi masih memimpin koalisi memerangi Houthi yang didukung Iran.
Diketahui Grand Prix Arab Saudi 2022 untuk kedua kalinya di Jeddah berlangsung pada hari Minggu meski beberapa orang mengkhawatirkan serangan yang menargetkan kerajaan itu. Para pembalap bahkan tetap melanjutkan pertandingan ketika peristiwa kebakaran berlangsung.
"Posisi saat ini adalah kami menunggu informasi lebih lanjut dari pihak berwenang tentang apa yang telah terjadi," kata manajemen F1 dalam pernyataannya dikutip Sabtu (26/3/2022).
Baca Juga:
Peluncuran Kedua, Roket Starship Milik SpaceX Meledak Lagi
Kanal berita satelit al-Masirah milik pemberontak Houthi mengklaim bahwa mereka telah menyerang fasilitas Aramco di Jeddah, bersama dengan target lain di Riyadh, dan di tempat lain.
Sementara itu, televisi pemerintah Saudi mengakui serangan di kota Dhahran yang menargetkan tangki air berhasil merusak kendaraan dan rumah. Serangan lain juga menargetkan gardu listrik di daerah barat daya Arab Saudi dekat perbatasan Yaman.
Lebih jauh, Houthi telah dua kali menargetkan pabrik di Jeddah Utara dengan rudal jelajah. Satu serangan terjadi pada November 2020, sedangkan selanjutnya datang pada Minggu sebagai bagian dari serangan yang lebih luas oleh Houthi.
Pada saat serangan tahun 2020, tangki yang ditargetkan memiliki kapasitas 500.000 barel dan memiliki bahan bakar diesel. Para ahli di PBB mengatakan fasilitas itu sebagai "target sipil", yang seharusnya dihindari oleh Houthi setelah serangan tahun 2020. [tum]