Konsumenlistrik.com | Aturan baru untuk membuat baterai yang dapat ditukarkan antara skuter, sepeda motor, dan becak roda tiga sedang dirancang Pemerintah India.
Hal ini untuk memudahkan adopsi kendaraan listrik di negara itu.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Lembaga think tank Niti Aayog menyebutkan bahwa rancangan aturan ini terbuka untuk komentar publik hingga 5 Juni, setelah itu kebijakan akhir akan dihasilkan. Setelah selesai, itu akan berlaku hingga 31 Maret 2025.
"Baterai yang dapat ditukar saat ini tidak digunakan di segmen skuter listrik yang tumbuh cepat di India pada skala komersial apa pun," ujar lembaga itu dikutip Channel News Asia, Jumat (22/4/2022).
Think-tank itu sendiri juga telah mengusulkan penawaran insentif kepada pembeli kendaraan listrik dengan baterai yang dapat ditukar. Meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut, Reuters sebelumnya telah melaporkan bahwa insentif bisa mencapai 20% dari total biaya sewa baterai.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
Meski tidak merinci soal investasi, langkah ini dirasa dapat menjadi dorongan bagi perusahaan pertukaran baterai untuk mengembangkan kegiatannya.
India mengatakan pada bulan Februari akan memperkenalkan kebijakan baru untuk pertukaran baterai untuk meningkatkan penjualan kendaraan listrik. Ini merupakan kunci dari agenda pengurangan karbon dan perubahan iklim Perdana Menteri Narendra Modi.
Sejak adanya rencana itu, beberapa perusahaan seperti Reliance Industries India dan BP Plc Inggris, telah membentuk usaha patungan pertukaran baterai di negara tersebut.
Tak hanya itu, Honda Motor, Sun Mobility, dan pembuat sepeda motor Hero MotoCorp juga telah membentuk kemitraan dengan perusahaan Taiwan Gogoro terkait rencana ini. [tum]