Konsumenlistik.com | Kazakhstan, negara Asia Tengah ini mengalami beban energi berlebih karena penambangan uang Kripto.
Negara penambang (mining) cryptocurrency atau uang kripto terbesar kedua di dunia, terancam gelap gulita.
Baca Juga:
PLN Beri Keandalan Kelistrikan Bagi Konsumen yang Jauh dari Pembangkit
Dilansir dari Dailymail, penyedia listrik Kazakhstan mengambil langkah dengan memutus aliran listrik untuk penambang kripto hingga Februari.
Akibatnya, kerugian dari tambang yang tidak aktif dapat mencapai $1 juta per hari di pusat Bitcoin.
Namun langkah itu mau tidak mau dilakukan. Berdasarkan laporan Financial Times, permintaan listrik negara itu naik 8% sejak awal tahun 2021. Ini merupakan kenaikan yang cukup signifikan, sebab biasanya hanya tercatat naik 1-2% per tahunnya, dikutip The Verge, Selasa (1/2/2022).
Baca Juga:
YBM PLN Lakukan Aksi Solidaritas untuk Keluarga Korban Gantung Diri di Sragen
Kenaikan permintaan listrik ini ternyata karena penambang uang kripto China memindahkan aktivitasnya ke Kazakhstan.
Maklum, China telah mengambil tindakan keras pada aktivitas penambangan bitcoin dan sejenisnya karena dianggap mengkonsumsi listrik besar dan menghasilkan emisi karbon tinggi.
Penambangan atas mining bitcoin adalah proses pemecahan kode matematika rumit untuk menghasilkan cryptocurrency.