Konsumenlistrik.com | PT PLN (Persero) menggandeng PT Sang Hyang Seri (SHS) untuk mengembangkan sekam padi yang selama ini terbuang menjadi bahan baku biomassa untuk program co-firing PLTU.
Kerja sama kedua BUMN ini ditandai dengan MoU kajian bersama dan pengembangan pengolahan sekam padi menjadi bahan baku biomassa co-firing, pada Selasa (1/3) di Kementerian BUMN.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury yang hadir menyaksikan langsung menyampaikan, kerja sama ini bisa memberikan sisi positif bagi masing-masing BUMN dari sisi revenue.
“Selama ini sekam padi milik SHS menjadi waste, dengan adanya pemanfaatan sekam padi menjadi produk biomassa co-firing maka bisa menambah pendapatan perusahaan. Sedangkan dari sisi PLN juga bisa mengantongi penghematan dari sisi pengadaan bahan baku PLTU melalui program ini,” jelas Pahala.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, kerja sama ini selain untuk mengolah waste panen padi yang berupa sekam menjadi bahan baku substitusi batu bara, juga dalam rangka menekan emisi karbon dan mencapai net zero emission pada 2060 mendatang. Kerja sama ini sebagai proyek yang akan turut dipamerkan dalam perhelatan KTT G20 November mendatang.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“Kerja sama PLN dan SHS menjadi langkah bersama untuk menekan emisi karbon. Di satu sisi, kerjasama ini juga bisa meningkatkan efisiensi dua BUMN dalam mengelola waste menjadi bahan bernilai,” ujar Darmawan.
Sekam padi merupakan salah satu dari sederet bahan baku yang bisa diolah menjadi biomassa. Hingga 2025, PLN membutuhkan kurang lebih 10,2 juta ton biomassa untuk menjadi subtitusi 10 persen kebutuhan batu bara di PLTU.
“Melalui program co-firing batu bara dengan biomassa ini, kita bisa mengubah rantai pasok yang biasanya terjadi B to B menjadi berbasis kekuatan rakyat,” tambah Darmawan.