Energynews.id | Harga emas Kembali tertekan pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu (19/2) pagi WIB setelah sempat menembus level psikologis USS 1.900 per ounce.
Hal ini dipicu oleh aksi ambil untung (profit taking) investor menyipaki kondisi global, khususnya harapan pembicaraan AS-Rusia akan menenangkan pasar.
Baca Juga:
Tertekan Data Ekonomi AS yang Lebih Kuat, Harga Emas Jatuh 13,4 Dolar
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, turun US$2,2 atau 0,12%, menjadi ditutup pada US$1.899,80 per ounce.
Emas berjangka melonjak US$30,50 atau 1,63% menjadi US$1.902,00 menandai penyelesaian tertinggi sejak Juni 2021.
Kekhawatiran yang berkepanjangan atas konflik Rusia-Ukraina membuat emas tetap di jalur kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Emas melonjak 3,1% untuk minggu ini.
Baca Juga:
Pedagang Pangkas Harga, Konsumen Buru Emas
Menurut Bob Habenkom, Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, menyatakan perkembangan terbaru seputar situasi Rusia-Ukraina adalah positif dan itu berimbas pada sedikit kemunduran emas.
“Penurunan ini akan berumur pendek karena ketegangan yang berkepanjangan akan terus mendukung emas,” katanya seperti dikutip Reuters.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken setuju untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov minggu depan, menenangkan kegelisahan investor dan memperlambat permintaan tempat berlindung yang aman.