Energynews.id | Bukan cuma minyak, cangkang sawit juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Bahkan benda tersebut diakui dunia sebagai salah satu energi alternatif.
Hal tersebut terungkap setelah penandatangan kerja sama atau Memorandum of Understanding (MOU) antara CEO PTPN V, Jatmiko K Sentosa dengan Presiden Direktur PT.Sinergi Kharisma Yuda, Mr.Yoshiyuki Kawamura di kawasan Pelabuhan Tanjung Buton, Kabupaten Siak, Riau, Selasa (14/6/2022).
Baca Juga:
RSUI-Sania Royale Rice Band, Seminar Atasi Stroke dengan Gamma Oryzanol: Metode Memasak Minyak Goreng Sehat
Yoshiyuki menceritakan saat dirinya pertama kali mengunjungi Buton. Ia bermimpi membuat bisnis cangkang sawit dan ingin sukses di bidang ini. Kemudian sejak satu setengah tahun lalu pada awal tahun 2021, dia pun berhasil memulai bisnis ini dan membangun stockpile di Tanjung Buton.
“Sebelumnya kami telah mengekspor tiga kali ke Jepang dan beberapa negara lainnya, di mana kami memiliki berbagai pengalaman, pengetahuan dan keberhasilan sekaligus kegagalan. Dan sekarang, kami akan mengekspor untuk keempat kalinya sehingga PT SKY telah mengekspor sedikitnya 44 ribu MT cangkang sawit dalam empat kali pengapalan,” katanya dalam sambutannya.
Saat ini, kata Yoshiyuki, permintaan ekspor cangkang sawit telah meningkat drastis dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, hal ini membuat harganya kian meningkat.
Baca Juga:
P3PI Dorong Peningkatan Standar Higienis di Pabrik Kelapa Sawit menuju Kelayakan Food Grade
Karena itu, industri ekspor cangkang sawit ini memiliki prospek yang besar bagi Indonesia karena mampu meningkatkan neraca perdagangan Indonesia.
Selain itu, cangkang sawit merupakan alternatif energi atau bahan bakar baru yang sudah diakui oleh dunia untuk menggantikan batu bara di tengah kebutuhan dekarbonisasi dan pengurangan emisi.
“Dalam masyarakat modern saat ini, semua aktivitas sangat bergantung pada energi. Di sisi lain, negara-negara di seluruh dunia mendukung keberlanjutan lingkungan global,” tambahnya.
Termasuk ekspor yang bertujuan menjaga lingkungan global dengan mengurangi bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara.
Karena itulah, dirinya berfokus pada cangkang sawit, sebagai bahan bakar biomassa yang secara siginifikan mengurangi emisi karbon.
Adapun PT Sinergi Kharisma Yuda (SKY) sendiri adalah perusahaan joint venture (JV) 2 perusahaan, yaitu Hayashiroku Co Ltd (Osaka, Jepang) dan The Sakura Green Ltd (Osaka, Jepang).
Kedua perusahaan ini bersepakat untuk pengolahan dan ekspor cangkang sawit untuk memasok kebutuhan pembangkit listrik tenaga biomassa dan industri di Jepang.
Terpisah Wakil Presiden Yamashina Masami sebagai perwakilan Hayashiroku Co.,Ltd menyatakan. Pembangkit listrik biomassa yang akan dimulai dalam 10 tahun ke depan dan akan terus meningkat di Jepang.
“Kami bertujuan untuk berinvestasi jangka panjang di Buton dan mengekspor cangkang sawit ke Jepang untuk waktu yang lama. Diharapkan agar hubungan kedua negara (Jepang dan Indonesia) berkembang secara signifikan di bawah hubungan saling percaya,” tambahnya.
Saat ini, PT SKY sedang mengembangkan project terbarunya berupa Black Pellet, sebuah energi baru yang juga merupakan bahan bakar biomassa untuk generasi selanjutnya dan berpotensi tumbuh menjadi industri seperti cangkang sawit.
Acara “New SKY Blessing” ini pun turut diisi dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) sebagai kesepakatan atau perjanjian kerja sama antara pihak PT Sinergi Kharisma Yuda dan PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) untuk perihal kebutuhan Raw Material untuk project demo plant Black Pellet di Tanjung Buton. [jat]