Energynews.id | Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Kementerian Keuangan telah mengajukan persetujuan DPR untuk menambah alokasi subsidi dan kompensasi pada 2022.
Di mana tambahan subsidi energi sebesar Rp 74,9 triliun Ani sapaan akrabnya menjelaskan, untuk tambahan Subsidi BBM dan LPG nilainya mencapai Rp 71,8 triliun.
Baca Juga:
Menteri Keuangan Sri Mulyani Buka Suara Terkait Polemik Program Tapera
Sedangkan, untuk listrik juga mendapatkan tambahan subsidi sebesar Rp3,1 triliun. Sedangkan, untuk kompensasi, Pemerintah mengajukan ke DPR untuk menyetujui sebesar Rp 270 triliun, untuk BBM kompensasi sebesar Rp 194,7 triliun maupun kompensasi tahun lalu sebesar Rp 83,8 triliun yang akan segera dibayarkan.
“Untuk listrik Rp 21,4 triliun tahun ini tambahan kompensasi, dan kompensasi tahun lalu sebesar Rp 24,6 triliun yang juga kita harapkan bisa mulai kita bayarkan,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Senin 23 Mei 2022.
Adapun untuk pembayaran itu akan dilakukan tahun ini sebesar Rp 275 triliun. Dengan tagihan yang diperkirakan mencapai Rp 324 triliun, dari itu maka sisanya Rp 49 triliun akan dibayarkan pada 2023.
Baca Juga:
Perdana Menteri Singapura Juga Menjabat Sebagai Menteri Keuangan Baru
Lebih lanjut Ani menuturkan bahwa realisasi belanja subsidi listrik masih lebih rendah sebesar Rp11,6 triliun. Dan pupuk lebih rendah Rp1,8 triliun.
“Solar dan minyak tanah tahun lalu konsumsinya 3,6 juta tahun ini 4,1 juga kiloloter, LPG tahun lalu 1,8 juta tahun ini 1,9 juta metrik ton. Pelanggan listrik 38,4 juta pelanggan, tahun lalu lalu 37,4 juta, pupuk subsidi juga naik jumlahnya dari 2,6 juta ton tahun lalu sekarang 3 juta ton,” jelasnya.
Melalui hal itu Ani mengatakan bahwa aktivitas ekonomi sudah mulai pulih. Dengan permintaan terhadap barang-barang terutama yang bersubsidi juga melonjak.