Energynews.id | Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan pertemuan dengan Minister of Energy, Climate, and Utilities Denmark, Dan Jorgensen dalam acara 7th Annual Global Conference on Energy Efficiency di Sonderberg, Denmark.
Pada kesempatan tersebut, kedua menteri berkomitmen untuk memperkuat kerja sama bilateral kedua negara.
Baca Juga:
Arsjad Rasjid dan Anindya Bersatu, Kadin Siap Gelar Munas Usai Pelantikan Presiden
Arifin mengapresiasi inisiatif Pemerintah Denmark bersama International Energy Agency (IEA) dalam penyelenggaraan konferensi energi efisiensi global.
“The 7th Annual Global Conference on Energy Efficiency ini adalah sarana untuk memperkuat komitmen bersama antar negara dalam implementasi efisiensi energi secara global,” ujar Arifin dikutip Jumat (10/6/2022).
Selain menyampaikan komitmen Indonesia dalam mendukung energi efisiensi, Arifin juga menyampaikan pengalaman mengenai pengembangan EBT di Indonesia, diantaranya B30 dan bioavtur.
Baca Juga:
Kata Djarot PDIP Soal Jokowi Reshuffle Diakhir Jabatan
Inovasi tersebut diharapkan dapat menjadi inovasi yang dibutuhkan sektor transportasi masa depan.
Indonesia juga mempromosikan proyek bioavtur dan penggunaan bahan bakar campuran biodiesel sebesar 30 persen (B30) ke Denmark.
Ini akan memperkuat kerja sama bilateral bidang energi baru terbarukan (EBT) di kedua negara.
“Upaya tersebut diharapkan dapat menjadi inovasi yang dibutuhkan sektor transportasi masa depan,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam siaran pers, Jumat, 10 Juni 2022.
Bioavtur merupakan produksi avtur dari minyak inti sawit refined bleached degummed palm kernel oil (RBDPKO).
Pada Oktober 2021, pesawat CN235-220 FTB (Flying Test Bed) milik PT Dirgantara Indonesia berhasil terbang dengan menggunakan campuran bahan bakar bioavtur.
Sedangkan, implementasi pencampuran bahan bakar nabati atau biodiesel sebanyak 30 persen (B30) pada BBM jenis minyak solar sudah diterapkan di Indonesia sejak awal 2022.
Program ini guna melepaskan diri terhadap energi fosil, mengurangi ketergantungan impor BBM, serta bisa menghemat devisa negara Rp63 triliun.
Arifin pun mengapresiasi inisiatif Denmark bersama International Energy Agency (IEA) dalam penyelenggaraan konferensi energi efisiensi global.
“Ini adalah sarana untuk memperkuat komitmen bersama antar negara dalam implementasi efisiensi energi secara global,” ujar Arifin.
Sementara itu, Jørgensen mengapresiasi kerja sama bilateral yang sudah terjalin dengan sangat baik antara Indonesia-Denmark selama ini.
Ia menyebut dengan kapasitas yang dimiliki Indonesia, maka implementasi kerja sama efisiensi energi yang dilakukan Indonesia dan Denmark memberikan dampak positif yang sangat besar.
Lebih lanjut, ia memandang Indonesia memiliki potensi pasar yang besar, sehingga ke depannya Indonesia dapat memanfaatkan potensi tersebut dalam pengembangan pasar energi baru terbarukan.
“Denmark memiliki sumber energi bayu yang cukup besar dan mengolahnya menjadi sumber energi untuk mendukung sektor transportasi dan maritim,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri ESDM menyebutkan Indonesia juga memiliki sumber energi angin dan air yang cukup besar, terutama di wilayah Papua dan sangat potensial untuk dikembangkan ke depan. [jat]