Energynews.id | Pertamina Hulu Rokan dan Pertamina New and Renewable Energy bakal mulai membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mendukung transisi energi dan mengurangi emisi karbon.
PLTS bakal dibangun di Rumbai, Duri, dan Dumai Camp diklaim mampu menghemat biaya operasionalnya hingga US$ 4,3 juta per tahun.
Baca Juga:
Pertamina NRE Naikkan Delapan Kali Lipat Investasi untuk Target 6 GW 2029
Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina (Persero) Mulyono mengatakan proyek PLTS ini menjadi role model dan salah satu yang terbesar di Indonesia.
“PLTS yang diharapkan akan menghasilkan 25 MW ini merupakan bagian dari rencana Pertamina untuk mencapai 200 MW. Melalui pembangunan PLTS ini, Wilayah Kerja (WK) Rokan memperoleh efisiensi sebesar US$ 5 juta,” katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu, 23 April 2022.
Proyek yang sudah ditandatangani oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Pertamina New and Renewable Energy pada 15 November 2021 ini, diklaim tidak mengganggu keandalan sistem kelistrikan Pertamina Hulu Rokan melalui studi kelayakan pada tahap pertama.
Baca Juga:
Pertamina dan Kementerian BUMN Salurkan 1.000 Paket Sembako Murah di Kampar
PLTS ini bakal mengoptimalkan penggunaan komponen dalam negeri sesuai ketentuan terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Secara keseluruhan, PLTS bakal menempati lahan seluas 28,16 hektar untuk mendukung kegiatan operasi di WK Rokan. Tidak hanya untuk mengurangi emisi karbon sampai 23 ribu ton per tahun, namun pengurangan fuel gas sebesar 352 MMSCF juga akan menghemat biaya operasional.
Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A. Suardin mengatakan tenaga surya sebagai salah satu energi baru terbarukan bukan sekedar tren global yang diadopsi Indonesia. Transisi energi hijau ini dikatakan sebagai prioritas berkelanjutan oleh negara.