Energynews.id | Realisasi penyaluran gas bumi sepanjang tahun 2021 mencapai 5.684 BBTUD, di mana porsi untuk domestik mencapai 66%. Pemanfatan gas domestik paling besar untuk industri sebesar 27,79%. Selanjutnya ekspor LNG sebesar 21,56%, gas untuk ekspor 12,98%, pupuk 12,33% dan kelistrikan 11,9%.
“Pemanfaatan LNG untuk domestik mencapai 8,86%, gas untuk lifting sebesar 2,94%, domestik LPG 1,54%, city gas 0,14% dan BBG sebesar 0,07%,” kata Arifin Tasrif, Menteri ESDM (14/1).
Baca Juga:
Bersama Timpora Kantor Imigrasi, Pemerintah Kota Bekasi Siap Awasi Pergerakan Warga Asing
Alokasi harga gas bumi tertentu untuk industri yang mendapatkan harga khusus juga ditingkatkan dari 1.199,8 BBTUD menjadi 1.241 BBTUD melalui revisi Kepmen ESDM Nomor 89/2020 menjadi Kepmen ESDM Nomor 134/2021 dengan realisasi 81,1%,.
Industri yang mendapatkan harga tertentu ini adalah industri pupuk, petrokimia, eleokimia, baja, keramik, kaca dan sarung tangan karet.
Alokasi harga gas tertentu yang paling besar adalah industri pupuk sebesar 842,26 BBTUD, kemudian industri keramik sebesar 130,59 BBTUD.
Baca Juga:
Menko Marves Sebut Prabowo Umumkan Susunan Kabinet 21 Oktober
Petrokimia sebesar 94,46 BBTUD, baja 76,34 BBTUD, industri kaca 56,01 BBTUD, oleokimia 40,11 BBTUD dan sarung tangan karet 1,23 BBTUD.
“Penetapan harga gas bumi tertentu untuk industri akan mendorong multiplier effect dan mendorong investasi asing terus masuk. Misi Kementerian ESDM adalah bagaimana kita bisa menyediakan energi yang kompetitif, bisa menumbuhkan industri dan bisa menyerap tenaga kerja,” ujar Arifin.
Di sisi hulu migas, realisasi lifting minyak tahun 2021 mencapai 660 mbopd dan lifting gas 982 mboepd. Target lifting minyak sebesar 705 mbopd dan lifting gas 1.007 mboepd.