Energynews.id | Kesadaran pentingnya pemahaman mengenai isu perubahan iklim terus ditingkatkan oleh seluruh pemangku kepentingan.
Pemerintah sendiri tengah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong peran anak muda terlibat langsung dalam penanganan krisis iklim dan percepatan transisi energi bersih.
Baca Juga:
Pesta Raya Flobamoratas, Ajang Festival Mendekatkan Isu Perubahan Iklim kepada Masyarakat Luas
Tenaga Ahli Menteri ESDM sekaligus Chair of Energy Transitions Working Group (ETWG) Yudo Dwinanda Priaadi mengungkapkan, penanganan perubahan iklim membutuhkan keterlibatan anak muda, termasuk masa depan pengelolaan sektor energi.
"Dampak perubahan iklim sudah kita rasakan bersama. Penanganannya tidak bisa ditunda, Selain membangun kesadaran di masyarakat, sudah saatnya anak muda memberikan aksi nyata untuk mencari solusi bersama," kata Yudo.
Yudo menjelaskan, isu perubahan iklim maupun transisi energi yang menjadi isu global mulai banyak diminati oleh generasi milenial dan generasi Z. Ia mengamati fenomena akan maraknya komunitas penggerak maupun usaha rintisan (startup) di bidang EBT.
Baca Juga:
Hadapi Krisis Iklim Global di NTT, VCA Gelar Dialog Publik Bertajuk "Suara Bae Dari Timur"
"Hal tersebut merupakan sinyal yang baik dalam meningkatkan peran anak muda dalam mewujudkan transisi energi Indonesia," tuturnya.
Saat ini, sambung Yudo, pemerintah berkomitmen menurunkan emisi GRK sebesar 29 - 41% pada tahun 2030. Pada sektor energi, Indonesia memasang target penurunan emisi GRK sebesar 314-446 Juta Ton CO2 pada tahun 2030, melalui pengembangan energi terbarukan, pelaksanaan efisiensi energi, dan konservasi energi, serta penerapan teknologi energi bersih.
"Ini sesuai amanat UU No 16 Tahun 2016 tentang pengesahan Paris Agreement," tegas Yudo.