Energynews.id | Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, untuk meningkatkan kapasitas listrik nasional, pembangkit listrik berbasis gas yang lebih ramah lingkungan perlu diinisiasi sebelum pembangkit listrik energi terbarukan masuk dalam sistem kelistrikan nasional.
“Kita harapkan dalam masa transisi ini, atau sebelum pembangkit energi bersih terbarukan masuk, bisa diisi dulu dengan memanfaatkan gas. Emisi yang dikeluarkan dari PLTGU ini lebih rendah jika dibandingkan dengan yang memakai batu bara kurang lebih setengahnya,” ujar dia dikutip, Senin (16/5).
Baca Juga:
Arsjad Rasjid dan Anindya Bersatu, Kadin Siap Gelar Munas Usai Pelantikan Presiden
Apalagi membangun pembangkit yang ramah lingkungan merupakan wujud komitmen Indonesia terhadap energi bersih kepada dunia internasional dengan target Net Zerro Emmison pada tahun 2060. Oleh karenanya, upaya itu harus segera dilakukan sedini mungkin.
“Indonesia akan berupaya mencapai target Net Zerro Emission ditahun 2060, yang artinya akan ada 1,5 Giga Ton CO² yang harus kita lenyapkan dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan pemanfaatan energi baru terbarukan yang kita ketahui semua,” ungkapnya.
“Kita memiliki sumber energi baru terbarukan yang bersih cukup besar dengan potensi yang mencapai ribuan gigawatt dan kita baru memanfaatkannya sedikit saat ini,” sambung Arifin.
Baca Juga:
Kata Djarot PDIP Soal Jokowi Reshuffle Diakhir Jabatan
Selain potensi energi terbarukan yang besar, Indonesia juga masih memiliki gas yang potensinya cukup besar yang perlu diupayakan pemanfaatannya sebagai transisi energi dari fosil ke energi terbarukkan.
“Gas ini komoditas yang penting terutama untuk mendukung proses transisi energi, dari energi fosil berat ke menuju medium kemudian ke zero,” lanjut dia.
Selain energi bersih, yang menjadi tantangan adalah bagaimana menghasilkan energi murah. Sebab, selain terjangkau oleh masyarakat, ini juga dapat mendorong investor menanamkan investasinya di Indonesia.