Energynews.id | PT Timah Tbk melaporkan bahwa sampai dengan kuartal III tahun 2021 Perseroan mampu merealisasikan peningkatan kinerja keuangan yang signifikan dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp612 miliar atau melesat 340% (9M20: rugi Rp255 miliar).
Perseroan juga mencatat peningkatan profitabilitas yang signifikan dengan capaian EBITDA sebesar Rp1.813
miliar atau naik 108% (9M20: Rp870 miliar) dan EBITDA margin sebesar 18,7% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar 7,3%.
Baca Juga:
Penyidik Kejaksaan Agung Telusuri Aset Harvey Moeis Kasus Korupsi Timah
Produksi bijih timah pada 9M21 mencapai 17.929 ton atau turun 48% (9M20: 34.614 ton), dimana sebesar 44% berasal dari penambangan darat, dan 56% berasal dari penambangan laut. Berbanding lurus dengan produksi bijih timah, produksi logam timah mencapai 19.120 metrik ton atau turun 49% (9M20: 37.588 metrik ton). Penurunan produksi bijih timah ini masih terkait dengan adanya pandemi covid-19 dan dinamika penambangan bijih timah di darat.
Penjualan logam timah pada 9M21 mencapai 19.059 metrik ton atau turun 58% (9M20: 45.548 metrik ton). Meskipun volume penjualan menurun, Perseroan mencatatkan harga jual rerata logam timah pada 9M21 sebesar USD30.158 per metrik ton atau naik secara signifikan sekitar 79% (9M20: USD16.832 per metrik ton)
Kondisi Global
Baca Juga:
Kejagung Ungkap Peran Crazy Rich Helena Lim dalam Korupsi Timah Rp271 Triliun
Masih menyisakan beberapa hari sebelum tutup tahun, 2021 masih menjadi tahun yang cukup berat bagi sejumlah entitas bisnis di tanah air.
Pandemi Covid-19 masih menyisakan sejumlah permasalahan produsen timah dunia. Namun di lain sisi, mulai pulihnya beberapa sektor ekonomi, dimana salah satunya ditandai dengan peningkatan konsumsi terhadap tin-related products berupa produk elektronik membuat permintaan atas komoditas timah melesat.
Pada periode sembilan bulan pertama tahun 2021 (“9M21”), harga rerata logam timah LME sebesar USD30.550, dengan level tertinggi pada USD37.600 dan di level terendah pada USD20.965. [jat]