Energynews.id | Kebutuhan akan minyak dan gas (migas) diproyeksi tetap tumbuh, meskipun saat ini dunia tengah fokus meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT), guna mencapai net zero emission atau nol emisi karbon.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, bauran EBT terhadap energi nasional akan terus tumbuh setiap tahunnya, dan mencapai 31 persen pada 2050.
Baca Juga:
Konsumen Mengalami Kesulitan dalam Memilih Kualitas Barang
Pada saat bersamaan, bauran gas juga akan mengalami kenaikan secara bertahap, hingga mencapai 24 persen pada 2050.
Sementara itu, bauran minyak terhadap energi nasional bakal terus menyusut setiap tahunnya, dari 29 persen pada 2020, menjadi 20 persen pada 2050.
“Namun demikian dari sisi volume, kebutuhan minyak akan terus meningkat,” ujar Dwi, dalam konferensi pers, Senin (17/12/2022).
Baca Juga:
BLT KPM DD di Lobu Tua Tahun 2024: Gunakan Uangnya untuk Kebutuhan Pokok
SKK Migas memproyeksikan, kebutuhan minyak akan terus tumbuh dari 82,8 juta ton setara minyak bumi (MTOE), menjadi 112,9 MTOE pada 2030, hingga mencapai 197,7 MTOE atau setara 3,97 juta barrel minyak per hari pada 2050.
Sementara itu, kebutuhan gas diproyeksi tumbuh dari 61 MTOE pada 2020, 109,1 pada 2030, dan 242,9 MTOE atau setara 26.112 MMSCFD pada 2050.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, SKK Migas memandang pentingnya pertumbuhan investasi pada sektor hulu migas.
Adapun realisasi investasi di sektor hulu migas pada 2021 mencapai 10,7 miliar dollar AS, meningkat dibanding realisasi investasi tahun 2020 sebesar 10,5 miliar dollar AS.
“Dalam rangka memaksimalkan dukungan industri hulu migas selama masa transisi energi ini, investasi kembali menjadi kunci,” ucap Dwi. [jat]