Energynews.id | PT Pertamina melakukan kegiatan kerja yang agresif di sektor hulu migas untuk tahun ini.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, upaya mendorong kinerja hulu sebagai strategi perusahaan untuk menjaga ketahanan energi.
Baca Juga:
Pertamina Buka UMK Academy 2024, 1.686 Pelaku Usaha Siap Naik Kelas
"Kalau bicara ketahanan energi memang bukan hanya melihat stok di hilir tapi yang harus kita jaga juga produksi di hulu karena ini kita gunakan untuk feedstock bagi kilang," kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (6/7).
Nicke menjelaskan, untuk tahun ini Pertamina menargetkan produksi minyak dan gas mencapai 1047 million barel oil equivalent per day (mboepd) atau sekitar 17% di atas raihan tahun lalu sebesar 897 MBOEPD.
Nicke memastikan, demi mencapai target produksi yang tinggi, sejumlah kegiatan pengeboran pun digenjot.
Baca Juga:
Kasus LNG Pertamina, Karen Agustiawan Dituntut 11 Tahun Bui
Tercatat, target kegiatan sumur pengembangan mencapai 813 atau 232% dari raihan tahun lalu, kemudian sumur eksplorasi mencapai 29 kegiatan atau 242% lebih tinggi dari tahun lalu.
Selanjutnya kegiatan work over dan well service juga meningkat mencapai 26.467 kegiatan atau 161% dari tahun lalu.
Hingga Mei 2022, produksi minyak Pertamina mencapai 517 million brel oil per day (MBOPD) tau lebih tinggi ketimbang realisasi 2021 yang sebesar 445 MBOPD.
Produksi gas mencapai 2599 MMSCFD atau lebih tinggi ketimbang realisasi tahun 2021 yang sebesar 2615 MMSCFD.
Hingga Mei 2022, produksi migas Pertamina mencapai 966 MBOEPD atau lebih tinggi 108% dari raihan tahun 2021 yang sebesar 897 MBOEPD.
Nicke pun memastikan, kinerja di sisi hulu selama ini menopang kinerja sisi hilir. Hal ini tercermin dari kondisi pada tahun lalu.
"Tahun 2021 kinerja Pertamina ditopang dari hulu karena hilirnya tuh negatif sehingga secara total alhamdulillah masih positif," pungkas Nicke. [jat]