Energynews.id | Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih mendorong peningkatan produksi minyak untuk mencapai ketahanan energi dan menjadikan Indonesia negara kaya energi.
“Selama ini orang berbicara kalau hal tersebut merupakan masalah hilir, sementara masalah hulunya kita tidak pernah perhatikan, tapi yang sebenarnya hulunya itu adalah karena produksi minyak kita terus menurun,” kata Demer, sapaan akrab Gde Sumarjaya, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (10/9).
Baca Juga:
PLN Ajukan 3 Triliun PMN 2025 untuk Bangun Kelistrikan Daerah Terpencil
“Saya tidak anti dengan asing, saya minta ke Menteri BUMN barusan, kita nggak apa-apa melakukan investasi di luar negeri asal kita dapat growth-nya (pertumbuhannya), sehingga itu nantinya bisa kita pakai untuk menekan laju lifting atau produksi minyak kita supaya produksinya naik, untuk kepentingan masyarakat kita sendiri,” ucap Demer melanjutkan.
Demer mengomentari target lifting atau produksi minyak yang menurun. Padahal, menjaga produksi minyak begitu penting di tengah ancaman krisis energi yang sedang melanda dunia.
Sebelumnya, Demer menyampaikan hal ini dalam rapat dengar pendapat dengan direktur PT Pertamina (Persero) dan juga saat rapat kerja dengan Menteri BUMN Erick Thohir di Gedung DPR, Senayan, Kamis (8/9).
Baca Juga:
Komisi VI DPR RI Dukung PLN Jaga Keandalan Listrik dan Fasilitas SPKLU Selama Libur Idul Fitri 1445 H
Ia juga menyampaikan perlunya dilakukan upaya meningkatkan produksi minyak agar Indonesia dapat mengolahnya menjadi bahan bakar yang bisa dipakai untuk masyarakat luas dan mencapai ketahanan energi.
“Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa efisien dan efektif meningkatkan produksi minyak di dalam negeri sehingga akhirnya kita bisa berdaya dalam memproduksi BBM untuk masyarakat. Masyarakat dapat menikmati BBM yang tak terlalu mahal dan berdampak baik pada kesejahteraan kita,” katanya menegaskan.
Pada kesempatan sama, Demer juga mengingatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa ada persoalan lain yang juga penting selain pembangunan infrastruktur, yakni masalah ketahanan pangan dan energi yang perlu mendapat perhatian penuh.
“Itu yang saya usulkan. Mudah-mudahan nanti menteri keuangan bisa menyepakati bahwa ada persoalan lain daripada infrastruktur, yaitu persoalan, ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi serta energi,” ujar Demer.
Menurut ia, minyak dan gas bumi telah lama memainkan peran strategis dalam pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Kini Indonesia mempunyai pekerjaan rumah besar untuk mengembalikan kemandirian sektor energi.
“Oleh karena itu, peningkatan produksi migas harus terus diupayakan agar kontribusi migas terhadap perekonomian nasional tetap terjaga,” imbuh Demer. [jat]