EnergiNews.id | Untuk mempererat hubungan kerjasama Sweden dan Indonesia, acara Sweden-Indonesia Sustainability Partnership Week (SISP Week) kembali di gelar.
Duta Besar (Dubes) Swedia untuk Indonesia Marina Berg mengungkapkan transisi menuju energi hijau kemungkinan akan menjadi fokus antara kedua negara tersebut.
Baca Juga:
Diduga Oknum Ketua DPD (LSM) Membekingi Judi Mesin Tembak Ikan di Bagan Siapi-api, Kecamatan Bangko
"Bentuk kolaborasi di bidang apa saja belum berada di titik final, tapi yang pasti akan mendekati transisi hijau, itu fokusnya," jelas Marina Berg dalam acara Sweden-Indonesia Sustainability Partnership Week (SISP Week 2022), Senin (5/11/2022).
Dia menjelaskan mencoba untuk mencari sebuah bentuk kolaborasi yang efisien, mendalam, dan inovasi lebih luas dalam transisi hijau.
"Besar harapan saya dapat bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mengidentifikasi prospek konkret di bidang yang menjadi kepentingan bersama," ujar utusan Swedia tersebut.
Baca Juga:
Ketua KPU Jakarta Barat Ingatkan Dokumen Yang Perlu Dibawa ke TPS Pilkada 2024
Dalam kesempatan yang sama, direktur jenderal perdagangan di Kementerian Luar Negeri Swedia Per-Arne Hjelmborn menambahkan kepresidenan Uni Eropa (UE)-Asean 2023 dapat membantu meningkatkan hubungan antara kedua negara dalam kemitraan.
"Nantinya akan banyak kerja sama di berbagai bidang, tak terkecuali konektivitas dan transportasi," tuturnya.
Menurut Hjelmborn kerja sama ini bisa terus mengembangkan praktik keberlanjutan secara menyeluruh dalam jangka panjang. Dalam acara SISP, UE dan Asean resmi menandatangani perjanjian (MOU) terkait transportasi udara, menandai kerja sama antara dua blok dunia untuk pertama kalinya.
"Perjanjian ini menjadi bukti ambisi untuk terus berlembang menghubungkan kawasan Eropa dengan ASEAN," lanjutnya.
Seperti diketahui, Indonesia akan memimpin blok ASEAN pada tahun 2023, diikuti di tahun yang sama Swedia juga menjadi ketua Dewan Uni Eropa.(jef)