Energynews.id | Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji bakal menyetop penggunaan sumber energi minyak bumi, gas alam, dan batu bara.
Pernyataan itu muncul dalam masa kampanye putaran kedua pemilihan presiden ( pilpres ) Perancis 2022 di depan para pemilih muda.
Baca Juga:
Presiden Prancis Bubarkan Majelis Nasional Pasca Kekalahan Partai
Macron merupakan kandidat petahana yang bersaing melawan Marine Le Pen. Sementara kandidat Jean-Luc Melenchon gagal di putaran pertama.
"Misi perdana menteri selanjutnya adalah menjadikan Perancis negara besar pertama yang keluar dari (sumber energi) gas, minyak, dan batu bara. Itu mungkin terjadi, dan kami akan melakukannya," kata Macron, di Marseille, dikutip dari Reuters, Minggu (17/4/2022).
Macron mengatakan akan fokus terhadap "rencana program hijau" apabila kembali memperoleh posisinya kembali sebagai presiden. Dirinya menyatakan bahwa enam reaktor nuklir akan terwujud pada periode baru nanti, sembari mempersiapkan perizinan untuk delapan pembangkit nuklir lainnya.
Baca Juga:
Dituding Transgender, Gugatan Ibu Negara Prancis Gugur
Politikus berpandangan sentris ini juga berniat untuk meningkatkan sepuluh kali lipat kapasitas energi surya, dan lima puluh pembangkit angin di laut lepas. Lebih jauh, Macron menuturkan akan membantu sekitar 700.000 rumah untuk menghemat energi.
Survei kandidat menunjukkan Macron memimpin suara disusul Le Pen dan Melenchon. Kampanye Macron di Marseille dinilai sebagai strategi menarik minat para pendukung Melenchon, yang sebagian besar merupakan kalangan berpendidikan, berpolitik kiri-tengah, dan merupakan masyarakat urban.
Sebuah jajak pendapat, Ipsos, pada Sabtu kemarin (16/4/2022) menunjukkan 33% pemilih Melenchon berencana untuk memilih Macron, 16% untuk Le Pen dan 51% sisanya ragu-ragu.
Ribuan pengunjuk rasa anti-sayap kanan berbaris di seluruh negeri pada Sabtu (16/4/2022) berusaha untuk membentuk front persatuan untuk mencegahnya memenangkan putaran kedua yang dijadwalkan pada 24 April 2022. [jat]