Energynews.id | Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo telah menyalurkan bantuan sebanyak 270 Digester Biogas yang tersebar di seluruh Jawa Tengah sejak tahun 2018.
Program yang dilaksanakan melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi JawaTengah itu dimaksudkan untuk mewujudkan kedaulatan energi dari tingkat desa.
Baca Juga:
Prabowo Subianto: Kerja Sama dalam Pemerintahan Pasca Pilpres 2024
Kepala Dinas ESDM Provinsi JawaTengah, Sujarwanto Dwiatmoko menuturkan bahwa Ganjar Pranowo telah menetapkan suatu tekad untuk mewujudkan kedaulatan di bidang ekonomi dan bidang energi, air dan pangan.
Untuk itu, bantuan Digester Biogas merupakan salah satu upaya program guna mendukung tujuan Gubernur tersebut.
"Beliau (Ganjar) mengatakan kita harus berdaulat di bidang ekonomi, berdaulat di bidang energi, air dan pangan. Nah, maka ada desa mandiri energi, artinya bagaimana desa itu membangkitkan energi, membakar energi, dan menggunakan energi dari potensi yang dimiliki. Biogas salah satunya," ujar Sujarwanto, Selasa (2/8/2022)
Baca Juga:
Ganjar Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Itu Kritikus
Biogas, menurutnya, program energi baru terbarukan dalam membangun kekuatan energi dari potensi sumber daya alam, atau bahkan dari limbah sekalipun.
"Salah satunya yang kita kembangkan yang kita sebut biogas. Yakni yang berasal dari kotoran ternak maupun limbah industri rumah tangga, atau limbah industri yang berpotensi untuk menghasilkan biogas," paparnya.
Dari tahun 2018 sampai 2021 pihaknya telah menyalurkan bantuan Digester Biogas total sebanyak 157 unit, dan tersebar di seluruh daerah di JawaTengah. Dan, di tahun 2022 ditingkatkan lagi sehingga bertambah 113 unit.
"Di tahun awal kok sedikit dibanding tahun selanjutnya, padahal anggarannya tidak lebih besar? karena ada model yang kita kembangkan di tahun 2021 mulai dengan pemberdayaan peternak dan industri rumah tangga tahu. Jadi, sekarang sudah banyak yang meminta, kita sebut padat karya untuk biogas. Kita bantu aspek peralatan dan teknologi, rakyat yang gotong royong," imbuhnya.
Dengan adanya bantuan Digester Biogas, akhirnya masyarakat bisa mandiri pada aspek biogas.
"Kalau kita lihat hasilnya rumah tangga mulai bebas dari pembelian gas elpiji. Di satu sisi ternak menghasilkan daging dan susu, kotorannya sekarang lebih cepat dan hasilkan gas yang bisa dipakai untuk memasak. Artinya limbahnya sekarang bisa diolah, tidak berbahu, sungai bersih dan hasilnya energi. Yakni mengatasi limbahnya dan menimbulkan daya manfaat yang lebih baik untuk masyarakat," terangnya.
Ketua Paguyuban Peternak Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Widodo menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima bantuan Digester Biogas dari Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah tahun 2021.
"Kita mendapat bantuan dari Dinas ESDM pada tahun 2021. Saat itu kita menerima kapasitas 20 meter kibik dan 5 titik kompor. kemudian dikembangkan jadi 15 titik, dengan cara membuat instalasi," katanya.
Bantuan tersebut menjadi stimulan bagi warga dalam mendapatkan kebutuhan gas elpiji. Bahkan gas yang dihasilan itu digunakan untuk pengembangan UMKM di desanya.
"Ada 15 rumah, digunakan UMKM ada dua yakni pembuatan cilok dan peyek. Warga terbantu menjadi stimulan pas waktu elpiji habis, untuk pengeluaran masak bisa lebih irit," tandasnya. [jat]