Energynews.id | Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir melakukan transformasi di tubuh PT PLN (Persero). Ke depan, Erick Thohir akan membentuk holding dan sub holding di tubuh perusahaan setrum pelat merah tersebut.
Erick menyampaikan, saat ini untuk pembentukan holding dan sub holding itu, PLN tengah mencari benchmarking baik dari Korea, Italia, Perancis, hingga Malaysia. Namun ke depannya, dengan adanya sub holding PLN akan fokus mengurusi transmisi listrik.
Baca Juga:
Kolaborasi Bersejarah, Indonesia dan Qatar Siapkan Proyek 1 Juta Rumah
"Dari benchmarking itu baru kita lihat apakah kebijakan kita itu holding atau sub holding. Kalau dari benchmarking awal konfirmasi bahwa kita harus spin off power plant jadi sub holding tersendiri, karena banyak negara seperti itu," ungkap Erick saat Konferensi Pers di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (19/1/2022).
Dengan adanya sub holding seluruh power plant, maka akan ada transisi besar-besaran ke pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT). Namun, bagaimana sub holding itu tidak membebani keuangan PLN pusat yang saat ini memiliki utang sebanyak Rp 500 triliun.
"Maka sub holding in harus cari alternatif pendanaan lain apakah corporate action. Karena tidak mungkin kita meminta utang atau PMN (penanaman modal negara) terus, corporate action akan jadi pertimbangan," terang Erick.
Baca Juga:
Erick Minta Waktu Tempuh Kereta Bandara Soekarno-Hatta Bisa Capai 35 Menit
Adapun mengenai konsolidasi pembentukan sub holding, akan ada turunan power plant yang masuk ke dalam sub holding tersebut. Salah satunya adalah PT PLN Batubara sebagai perusahaan yang bergerak mencari energi primer batubara kepada PLN.
Terdapat dua opsi memang kepada PLN Batubara, apakah akan dibubarkan atau dimerger masuk ke dalam sub holding power plant tersebut. Hal itu mengingat Holding Pangan yang di dalamnya terdapat gabungan beberapa perusahaan.
"Dan PLN sendiri akan fokus ke transmisi dan sementara pemasaran. Ini kira-kira gambarannya seperti itu. Tetapi yang disampaikan pak Wamen (Pahala Mansuri) terkait beyond kwh di luar listrik, kan ada kabel di mana mana kita benchmarking di negara lain ini bisa ditingkatkan independensinya dijadikan PLN mobile dengan fiber optic-nya," ungkap dia.