EnergiNews.id | Sebanyak 33 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang ada di Indonesia bakal dipensiunkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan total nilai PLTU yang rencananya dipensiunkan dini tersebut mencapai 16,8 gigawatt (GW).
Baca Juga:
Diduga Oknum Ketua DPD (LSM) Membekingi Judi Mesin Tembak Ikan di Bagan Siapi-api, Kecamatan Bangko
"Kami akan melaksanakan program pensiun dini PLTU batu bara dengan power plan. Minimal 33 unit coal fire plan dengan total kapasitas 16,8 gigawatt," ujarnya dalam Grand Launching Indonesia Energy Transition Mechanism Country Platform, Bali, Senin (14/11).
Menurutnya, langkah tersebut dilakukan untuk memenuhi komitmen Indonesia mencapai net zero emission (NZE) atau netral karbon pada 2060 mendatang.
Setidaknya, pemerintah berharap pada 2030 nanti bisa mengurangi emisi karbon hingga 32 persen dengan usaha sendiri atau 41 persen dengan bantuan internasional. Adapun target pengurangan emisi dengan usaha sendiri naik, dari sebelumnya hanya 29 persen.
Baca Juga:
Ketua KPU Jakarta Barat Ingatkan Dokumen Yang Perlu Dibawa ke TPS Pilkada 2024
Peningkatan target penurunan emisi ini, kata Rida, dikarenakan kontribusi energi fosil juga makin tinggi di Indonesia. "Bisa saya katakan dari kontribusinya juga meningkat dari 314 juta ton CO2 menjadi 358 juta ton CO2," imbuhnya.
Selain mengurangi emisi karbon dengan pensiun dini PLTU, pemerintah juga bakal gencar mengembangkan sumber energi baru terbarukan yang ramah lingkungan, mulai dari hidrogen, angin, air, hingga nuklir.
Untuk pengembangan ini, pemerintah bakal menggunakan teknologi yang bisa menyeimbangkan antara produksi gas dan target pengurangan emisi bisa berjalan.
"Berikutnya adalah pengembangan besar-besaran energi terbarukan hingga 700 gigawatt, seperti pengembangan energi hidro dan bio untuk mendukung komitmen terbaik kita," jelasnya.(jef)